Agar anak jatuh hati pada kita - Ustad Abdulloh zain M.A

Agar anak jatuh hati pada kita


Apa yang dapat dilakukan orangtua saat anak jatuh cinta?


1. Ketahui apakah anak jatuh cinta atau terobsesi Ada perbedaan jelas antara jatuh cinta dan terobsesi. Ketika anak jatuh cinta, ia memiliki perasaan yang kuat namun masih dapat mengendalikan emosinya. Di sisi lain, anak yang terobsesi pada lawan jenis bisa memperlihatkan perilaku yang tidak sehat. Menurut Paired Life, obsesi dapat memicu rasa sakit dan penderitaan karena seseorang tidak bisa menjalin hubungan dengan orang yang diinginkan. 


2. Membicarakan sosok yang sedang dipuja Kita bisa meminta anak membicarakan sosok yang dipuja atau disukainya. Agak sulit membuat anak terbuka dan ia bisa merasa malu, namun hal itu tetaplah penting untuk dibicarakan. Dengarkan anak saat dia bercerita dan cobalah memahaminya. Biarkan anak mengungkapkan perasaannya dan mengatakan apa yang dia sukai dari orang tersebut. Harap diingat, kebanyakan anak di usia remaja beranggapan orangtua tidak mengerti apa pun tentang cinta. 


3. Jelaskan apa itu obsesi Sangat penting untuk berbicara dengan anak tentang obsesi dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari obsesi. Berikan peringatan kepada anak bahwa terobsesi dengan seseorang bukanlah hal yang baik.


4. Ingatkan anak untuk tidak stalking medsos Orangtua perlu mengingatkan anak agar tidak menggunakan medsos untuk stalking atau memata-matai orang yang disukainya. Menurut Teen Vogue, kita sulit melupakan seseorang saat kita mengikuti orang itu di medsos. Menjauh dari media sosial selama waktu tertentu dapat membantu, dan yang terbaik adalah unfollow atau berhenti mengikuti orang yang diincar. Terus-menerus memeriksa akun media sosial si dia hanyalah sebuah cara untuk menjaga perasaan tetap ada, padahal seharusnya perasaan itu sudah terkubur dalam-dalam. 


5. Mengajarkan self-love kepada anak Ajarkan anak mencintai dirinya sendiri untuk membantu anak mengatasi perasaan jatuh cinta. Biarkan anak memahami dirinya lebih penting daripada objek yang ditaksir. Terlepas dari segala sesuatu yang dia rasakan tentang orang yang disukainya, dia harus mengetahui bahwa mencintai dirinya jauh lebih penting. Baca juga: Jangan Keliru Memaknai Perasaan, Ini Beda Jatuh Cinta dan Tergila-gila Orangtua dapat mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan yang digemari. Langkah ini akan membuat anak tidak terlalu sering memikirkan sosok pujaannya. Menurut A Conscious Rethink, terlibat dalam hobi atau aktivitas yang menyenangkan dapat membuat anak sibuk, yang dapat mengakhiri obsesinya. 


6. Sadarkan anak, perasaannya hanya sementara Anak harus mengetahui perasaannya itu bersifat sementara dan akan hilang seiring waktu. Bisa jadi, ia akan mengalami emosi yang kuat karena cintanya tak terbalas, namun ini tidak akan berlangsung selamanya. Biarkan anak mengerti apa yang dia rasakan hanya sementara dan akan berbeda setelah melewati waktu beberapa minggu atau bulan. Guna membantu anak mengatasi obsesinya bersama lawan jenis, mintalah anak untuk menuliskan perasaannya. Menulis jurnal merupakan cara yang baik untuk menjernihkan pikiran dan menghilangkan stres. Cara ini juga akan membantu anak untuk bertemu orang baru. Ada kemungkinan, anak akan memeroleh hubungan yang baik dan sehat.

Komentar

Postingan Populer